Sabtu, 15 Desember 2012

Wisudaku

15 desember 2012, hari itu tiba juga. Setelah dua tahun kurang sedikit aku berkutat dengan teman yang bernama "skripsi". Ada yang bilang skripsi itu mudah, ada yang bilang skripsi itu sulit. Menurutku skripsi itu mudah (karena udah bisa aku lewati, hehe) kalau soal penyusunannya menurut pendapatku sendiri gak gitu-gitu susah, tapi faktor dari luar itu yang sangat-sangat menghambat perjalananku kemaren, misalnya faktor dosen dan nasib. Banyak sekali peristiwa-peristiwa yang terjadi selama 2 tahun ini, misalnya saja laptopku kesiram air, ganti dosen, judul ganti beberapa kali, dosennya agak sensitif dan susah ditemui, dan masih banyak yang lain. Tapi alhamdulillah aku bisa melewatinya.

Menurut pengalamanku, bagi temen-temen yang akan ataupun sedang menyusun skripsi, kunci terpenting adalah kemauan dan ketekunan. Setakut apapun kita sama si dosen, harus kita temui! kemaren aku sempat 2 kali ganti dosen, awalnya desember 2010 aku mulai ajuin judul dan alhamdulillah judulku diterima, senang  rasanya judulku diterima karena waktu itu banyak juga yang gak diterima dan seangkatanku belum terlalu banyak yang diterima judulnya (walaupun ada yang udah mau selesai juga) dengan semangat 45 aku mulai nyusun outline (gak semua prodi/fakultas/kampus ada sistem outline, outline ini sebelum proposal), aku mulai nongkrongin perpus sama toko buku, beli buku dan ke tempat-tempat peminjaman buku lainnya. Dua bulan aku bimbingan outline, tiba-tiba suatu hari dosen review (pembimbing outline) bilang ke aku dan temenku (yuli, halim, jaenab) kalau outline akan di rapatkan (waktu itu kita baru sadar ternyata outline kita belum positif diterima oleh prodi).

Apa yang kita takutkan benar-benar terjadi, outline kita ber-4 ditolak semua (entah waktu itu apa alasannya, tapi biasanya kalau judul diterima, insya Allah outline juga diterima jadi bisa lanjutin ke proposal, kalau ditolak ya dari awal ngajuin judul). Walaupun udah protes tapi dosennya waktu itu ngasih alasan kalau penelitian kita waktu itu terlalu kompleks untuk jenjang S1 yang nantinya saat penelitian akan memberatkan aku. Ya sudah gak bisa nglanjutin lagi dan harus mulai dari awal yaitu "ngajuin judul".

Judul ke-2, aku ajuin ke dosen lain (dosen yang lebih senior, karena waktu itu aku berfikir kalau dosen itu lebih baik, bisa mempertahankan judul-judul kami saat rapat prodi). Di tengah perjalanan ngajuin judul ke-2 ini, ujian ke-2 datang, waktu itu aku lagi mudik, sekitar abis dhuhur hujan deras banget, enak banget buat tidur siang. Sorenya tiba-tiba adekku bilang kalau laptopku kena bocoran air hujan, aku kaget langsung nyamperin itu laptop yang udah basah kuyub, gak tau kenapa mungkin karena panik tiba-tiba aku idupin laptop itu dalam keadaan basah. waktu udah aku idupin aku baru sadar kenapa aku idupin, bodohnya aku, seharusnya aku keringin dulu, ya sudah akhirnya konslet itu laptop. Dibenerin kesana kemari selama 1 bulan tetep gak bisa, dan akhirnya aku jual saja, tapi namanya laptop rusak waktu itu cuma kejual 1,1 juta. Dan waktu itu mau buat beli laptop baru belum ada uang tambahan, akhirnya kira-kira 2 bulanan aku ngetik di rentalan. Tapi yang namanya orang nulis kan perlu mikir, perlu tempat yang nyaman dan di rental gak mungkin kita bisa berposisi "enak". Tapi tetep aku mondar mandir di rental karena waktu itu aku bener-bener pengen cepet dapet dosen pembimbing. 

Akhirnya judulku diterima dan aku mulai bimbingan outline lagi walaupun masih mondar-mandir di rental (ke perpus nulis di kertas apa yang aku pikirkan dan ke rentalan buat ngetik). Alhamdulillah beberapa bulan kemudian, bapak beliin netbook dan aku bisa lanjutin nyusun outline dengan nyaman. Tapi gak tau setelah punya netbook semangatku gak seperti saat mondar-mandir di rentalan dulu. Yah kata orang-orang, saat kita nyusun skripsi ada kalanya kita berada di satu titik kejenuhan, dan aku mengalaminya. Walaupun waktu itu aku "males" tapi tetep aku susun walaupun tidak secepat dulu lagi. Selain karena ada masalah pribadi yang menyedot pikiranku, dosennya juga ternyata agak sensitif hal itulah yang semakin membuatku "jenuh" dg skripsi.

Alhamdulillah bulan oktober 2011 outlineku diterima, dan aku secara resmi udah dapet dosen pembimbing. aku mulai ngajuin proposal, mulai bimbingan, semangatku mulai tumbuh lagi, tapi aku harus nemuin dosen yang lumayan susah (sensitif, susah ditemuin, cuek dll). Mungkin itu tantanganku kali ini pikirku waktu itu, ganti judul juga harus aku lalui lagi karena waktu itu cukup lama aku belum seminar sedangkan materi di sekolahan tempat aku mau penelitian sudah diajarkan. Akhirnya tgl 6 maret 2012 proposal aku seminarkan dan lanjut ke penelitian. Alhamdulillah saat penelitian ini lancar, guru, anak-anak dan sekolahan tempat aku penelitian sangat baik terhadapku dan sangat membantu penelitianku, 20 april aku selesai penelitian. 

Selesai penelitian aku nyusun bab IV-V dan harus bimbingan lagi dengan dosen killer itu lagi, males banget sebenarnya tapi apa mau dikata "Harus aku hadapi". Nunggu ibunya tiap hari biar bisa bimbingan, dari pagi sampai sore dan sering pulang ke kos dengan tangan kosong, seperti itu pekerjaanku nunggu di ruang prodi. Saat berhadapan dengan ibunya tanganku langsung anyep (dingin) takut sekali rasanya meskipun dia udah jadi doesn pembimbingku selama dari pembimbing outline sampe dosen pembimbing resmi. Dan ternyata bukan cuma aku saja yang merasakan seperti itu, bahkan semuanya yang dibimbing beliau ngomong kalau mereka juga merasakan seperti apa yang aku rasain gak cewek gak cowok semuanya kayak gitu.

Setelah lebaran, tepatnya bulan september 2012 skripsiku di ACC. Senang sekali dan aku cepet-cepet daftar sidang skripsi (dikampusku namanya "munaqosyah"). Hari itupun tiba 2 oktober 2012, sebenarnya bulan-bulan itu september-oktober keadaanku lagi "gak baik" tapi apapun keadaanku aku harus laluin semuanya. Dengan keyakinan dan doa ke-2 orang tuaku, aku berangkat ngadepin sidang. Dua jam berlalu dan aku bisa melewatinya. Satu hal yang gak bisa aku lupain dosen pengujiku tanya ke aku:

Dosen penguji: "mbak berapa lama nyusun skripsi?"
Aku: "kalau judul ini 1 tahun bu, tapi kalau ngajuin skripsi dari awal sampai sidang ini hampir 2 tahun bu (desember 2010-oktober2012)"
Dosen pembimbing: "lama sekali ya, tapi kelihatan dari tulisannya, penyusunannya sistematis beda dari yang saya uji kemarin-kemarin"
dalam hati rasanya seneng, walaupun aku lama sekali berkutat dengan skripsiku tapi mungkin ini hikmah yang dapat aku ambil, terimakasih dosen pembimbingku, terimakasih Allah.

Aku berhasil melewati semuanya, dan tanggal 15 desember 2012 aku wisuda. aku tau kalau wisuda bukan akhir yang harus aku capai tapi awal dari semua yang harus aku lalui. banyak sekali yang harus aku raih di depan sana, semoga jalan ke depan dipermudah, aamiin. Terimakasih Allah, terimakasih buat ke-2 orang tuaku, aku sayang kalian, terimakasih buat adekku dan keluargaku semuanya, dan gak lupa terimakasih buat temen-temenku. Banyak sekali teman-teman yang dateng buat ngucapin selamat dan hari ini aku dapet kembang banyak banget. Sekali lagi terimakasih buat semuanya, SUKSES BUAT KITA SEMUA.




Selasa, 09 Oktober 2012

Motivasi Belajar


Motivasi berasal dari kata “motif” yang dimaksud segala daya yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu (Nasution, 1995: 73). Menurut Santrock (2008:510), motivasi adalah proses yang memberi semangat, arah, dan kegigihan perilaku. Artinya, perilaku yang termotivasi adalah perilaku yang penuh energi, terarah dan bertahan lama.
Pada pokoknya motivasi dapat dibagi menjadi dua jenis yaitu:
a.       motivasi intrinsik dan
b.      motivasi ekstrinsik
Motivasi intrinsik ini sering juga disebut motivasi murni. Motivasi yang sebenarnya yang timbul dalam diri siswa sendiri tanpa pengaruh dari luar. Sedangkan motivasi ekstrinsik adalah motivasi yang disebabkan oleh faktor-faktor dari luar situasi belajar. Motivasi ekstrinsik ini tetap diperlukan di sekolah sebab pelajaran yang ada di sekolah tidak semuanya menarik minat siswa atau sesuai dengan kebutuhan siswa. Karena itu motivasi terhadap pelajaran itu perlu dibangkitkan oleh guru sehingga para siswa mau dan ingin belajar (Hamalik, 2003:162-163)
Motivasi dan belajar merupakan dua hal yang saling mempengaruhi. Belajar adalah perubahan tingkah laku secara relatif permanen dan secara potensial terjadi sebagai hasil dari praktik penguatan (motivasi) yang dilandasi tujuan tertentu (Suprijono, 2010:162-163). 

http://www.google.co.id

Dari uraian yang tersebut di atas, dapat disimpulkan bahwa pengertian motivasi belajar adalah keseluruhan daya penggerak baik dari dalam diri maupun dari luar siswa (dengan menciptakan serangkaian usaha untuk menyediakan kondisi-kondisi tertentu) yang menjamin kelangsungan dan memberikan arah pada kegiatan belajar, sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subjek belajar itu dapat tercapai.


Sabtu, 06 Oktober 2012

Hakikat Sains


Menurut Marsetio Donosepoetro yang dikutip oleh Trianto (2011: 137), pada hakikatnya sains dibangun atas dasar produk ilmiah, proses ilmiah, dan sikap ilmiah. Selain itu sains dipandang pula sebagai proses, sebagai produk, dan sebagai prosedur. Sebagai proses diartikan semua kegiatan ilmiah untuk menyempurnakan pengetahuan tentang alam maupun untuk menemukan pengetahuan baru. Sebagai produk diartikan sebagai hasil proses, berupa pengetahuan yang diajarkan dalam sekolah atau diluar sekolah ataupun bahan bacaan untuk penyebaran pengetahuan. Sebagai prosedur dimaksudkan adalah metodologi atau cara yang dipakai untuk mengetahui sesuatu (riset pada umumnya) yang lazim disebut metode ilmiah (scientific method).
Secara umum sains meliputi tiga bidang ilmu dasar, yaitu biologi, fisika dan kimia. Sains merupakan ilmu yang lahir dan berkembang lewat langkah-langkah observasi, perumusan masalah, penyusunan hipotesis, pengujian hipotesis melalui eksperimen, penarikan kesimpulan, serta penemuan teori dan konsep. Dapat dikatakan bahwa hakikat sains adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari gejala-gejala melalui serangkaian proses yang dikenal dengan proses ilmiah yang dibangun atas dasar sikap ilmiah dan hasilnya terwujud sebagai produk ilmiah yang tersusun atas tiga komponen terpenting berupa konsep, prinsip, dan teori yang berlaku secara universal (Trianto, 2011: 137-138).
Merujuk pada hakikat sains di atas, maka nilai-nilai sains yang dapat ditanamkan dalam pembelajaran sains antara lain sebagai berikut.
1)        Kecakapan bekerja dan berpikir secara teratur dan sistematis menurut langkah-langkah metode ilmiah.
2)        Keterampilan dan kecakapan dalam mengadakan pengamatan, mempergunakan alat-alat eksperimen untuk memecahkan masalah.
3)        Memiliki sikap ilmiah yang diperlukan dalam memecahkan masalah baik dalam kaitannya dengan pelajaran sains maupun dalam kehidupan (Trianto, 2011:141-142).
Proses belajar mengajar sains lebih ditekankan pada pendekatan keterampilan proses, hingga siswa dapat menemukan fakta-fakta, membangun konsep-konsep, teori-teori dan sikap ilmiah siswa itu sendiri yang akhirnya dapat berpengaruh positif terhadap kualitas proses pendidikan maupun produk pendidikan (Trianto, 2011:143).  

Kamis, 04 Oktober 2012

Jeongmal bogoshipo


Ya, aku merindukanmu, sangat-sangat merindukanmu, jeongmal bogoshipo
kamu siapa? kamu di mana? entahlah
Tapi saat ini belum saatnya kita bertemu, bukannya aku tak mau
Tapi memang krna perjalanan kita masih panjang
Masih banyak kewajiban yg harus kita penuhi
masih banyak yg harus kita jalani sebelum akhirnya nanti kita dipertemukan suatu saat nanti
bersabarlah dan baik-baik di sana :)

Aku di sini masih bersabar menantimu
semoga kamu slalu sehat, slalu dalam lindungan-Nya
Hatimu tak sedang terluka kan??aku harap begitu
tersenyumlah, karna aku yakin kebahagiaan akan slalu menyertai kita... aamiin

Kalau saat ini hatimu sedang terluka
Ambil air, wudhulah, dan mendekatlah kepada-Nya, jangan sedih
Tapi disini aku berharap kamu baik-baik saja



diadaptasi dari: *Sebutir Mutiara,Seindah Wanita Sholehah*

Minggu, 23 September 2012

Cooperative Learning


Cooperative berarti bekerjasama dan learning berarti belajar. Namun tidak semua belajar bersama adalah cooperative learning, dalam hal ini belajar bersama melalui teknik-teknik tertentu (Alma, dkk., 2008: 80). Pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran yang mengutamakan adanya kerjasama antar siswa dalam kelompok untuk mencapai tujuan pembelajaran.
 Menurut Thompson, et al (dalam Isjoni, 2010:17) mengemukakan, pembelajaran kooperatif turut menambah unsur-unsur interaksi sosial pada pembelajaran. Di dalam pembelajaran kooperatif siswa belajar bersama dalam kelompok-kelompok kecil yang saling membantu satu sama lain. Kelas disusun dalam kelompok yang terdiri dari 4-6 orang dengan kemampuan yang heterogen. Kelompok heterogen terdiri dari campuran kemampuan siswa, jenis kelamin, dan suku. Hal ini bermanfaat untuk melatih siswa menerima perbedaan dan bekerja dengan teman yang berbeda latar belakangnya. Tujuan dibentuknya kelompok kooperatif adalah untuk memberikan kesempatan kepada siswa agar dapat terlibat secara aktif dalam proses berpikir dan dalam kegiatan-kegiatan belajar.
Cooperative learning menurut Lie (2008:29), tidak sama dengan sekedar belajar dalam kelompok. Ada unsur-unsur dasar pembelajaran cooperative learning yang membedakannya dengan pembagian kelompok secara asal-asalan. Pada pembelajaran kooperatif yang diajarkan adalah keterampilan-keterampilan khusus agar dapat bekerja sama dengan baik, siswa diberi lembar kegiatan yang berisi pertanyaan atau tugas yang direncanakan untuk diajarkan.
Menurut bennet (dalam Isjoni , 2010:60), ada lima unsur dasar yang dapat membedakan pembelajaran kooperatif dengan kerja kelompok, yaitu:
1)       Positive interdepedence (hubungan timbal balik yang didasari adanya kepentingan bersama, dimana keberhasilan seseorang merupakan keberhasilan yang lain pula atau sebaliknya)
2)       Interaction face to face (interaksi yang langsung tejadi antar siswa)
3)       Adanya tanggung jawab pribadi mengenai materi pelajaran dalam anggota kelompok
4)       Membutuhkan keluwesan
5)       Meningkatkan keterampilan bekerja sama dalam memecahkan masalah (proses kelompok)
Anita Lie (dalam Isjoni, 2010: 23) menyebutkan pembelajaran kooperatif dengan istilah pembelajaran gotong royong, yaitu sistem pembelajaran yang memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk bekerjasama dengan siswa lain dalam tugas-tugas yang terstruktur. Lebih jauh dikatakan, pembelajaran kooperatif hanya berjalan kalau sudah terbentuk suatu kelompok atau suatu tim yang di dalamnya siswa bekerja secara terarah untuk mencapai tujuan yang sudah ditentukan. Pembelajaran kooperatif sudah banyak digunakan untuk mewujudkan kegiatan belajar mengajar yang berpusat pada siswa (student oriented), terutama untuk mengatasi permasalahan yang ditemukan guru dalam mengaktifkan siswa, yang tidak dapat bekerja sama dengan orang lain.
Menurut Slavin (dalam Isjoni, 2010: 33-34), terdapat tiga konsep sentral yang menjadi karakteristik pembelajaran kooperatif, yaitu penghargaan kelompok, pertanggungjawaban individu, dan kesempatan yang sama untuk berhasil.
a)      Penghargaan kelompok
Pembelajaran kooperatif menggunakan tujuan-tujuan kelompok untuk memperoleh penghargaan kelompok. Penghargaan kelompok diperoleh jika kelompok mencapai skor atas kriteria yang ditentukan.
b)      Pertanggungjawaban individu
Keberhasilan kelompok tergantung pada pembelajaran individu dari semua anggota kelompok. Pertanggungjawaban tersebut menitik beratkan pada aktivitas anggota kelompok yang saling membantu dalam belajar. 

c)      Kesempatan yang sama untuk mencapai keberhasilan
Pembelajaran kooperatif menggunakan cara skoring yang mencakup nilai perkembangan berdasarkan peningkatan prestasi yang diperoleh siswa dari yang terdahulu. Dengan menggunakan cara skoring ini setiap siswa baik yang berprestasi rendah, sedang, atau tinggi sama-sama memperoleh kesempatan untuk berhasil dan melakukan yang terbaik untuk kelompoknya.
Ide utama dari belajar kooperatif adalah siswa bekerja sama untuk belajar dan bertanggung jawab pada kemajuan belajar temannya. Belajar kooperatif menekankan pada tujuan dan kesuksesan kelompok, yang hanya dapat dicapai jika semua anggota kelompok mencapai tujuan atau penguasaan materi. Model pembelajaran kooperatif disusun dalam sebuah usaha untuk meningkatkan partisispasi siswa, memfasilitasi siswa dengan pengalaman sikap kepemimpinan dan membuat keputusan dalam kelompok, serta memberikan kesempatan pada siswa untuk berinteraksi dan belajar bersama-sama siswa yang berbeda latar belakangnya. Para ahli telah menunjukkan bahwa pembelajaran kooperatif dapat meningkatkan kinerja siswa dalam tugas-tugas akademik, unggul dalam membantu siswa memahami konsep-konsep yang sulit, dan membantu siswa menumbuhkan kemampuan berpikir kritis (Trianto, 2010:57-59).

Selasa, 11 September 2012

Model pembelajaran cooperative tipe Numbered Head Together (NHT)

Numbered Head Together (NHT) atau penomoran berpikir bersama adalah jenis pembelajaran kooperatif yang dirancang untuk mempengaruhi pola interaksi siswa dan sebagai alternative terhadap struktur kelas tradisional. Numbered Head Together (NHT) pertama kali dikembangkan oleh Spencer Kagan (1993) untuk melibatkan lebih banyak siswa dalam menelaah materi yang tercakup dalam suatu pelajaran dan mengecek pemahaman mereka terhadap isi pelajaran tersebut (Trianto, 2010:82).  
Model pembelajaran cooperative tipe Numbered Head Together (NHT) ini memberikan kesempatan kepada siswa untuk saling membagikan ide-ide dan mempertimbangkan jawaban yang paling tepat. Selain itu, model pembelajaran  ini juga mendorong siswa untuk meningkatkan semangat kerja sama mereka, yang bisa digunakan dalam semua mata pelajaran dan untuk semua tingkatan usia anak didik (Lie, 2008:59).
Penerapan tipe NHT (Numbered Head Together) pada umumnya digunakan untuk melibatkan siswa dalam penguatan pemahaman pembelajaran atau mengecek pemahaman siswa terhadap materi pembelajaran. Pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan pembelajaran kooperatif  tipe numbered head together dilakukan dengan empat tahapan. Keempat tahapan dalam NHT tersebut yaitu: (Lie, 2008:89-98).
1)      Penomoran (Numbering)
Siswa dikelompokkan menjadi kelompok-kelompok kecil yang terdiri dari 4 sampai 5 orang siswa atau sebaiknya jumlah kelompok mempertimbangkan jumlah konsep yang dipelajari. Setiap anggota kelompok memiliki kemampuan akademik serta jenis kelamin yang heterogen (satu berkemampuan tinggi, dua sedang, dan satu atau dua rendah), jika memungkinkan maka anggota kelompok juga berasal dari ras, suku, budaya agama yng berbeda. Selanjutnya, setiap anggota kelompok diberi nomor 1,2,3,4, dan 5. Nomor yang dimiliki oleh setiap anggota kelompok akan mempermudah guru untuk menunjuk salah satu siswa dari setiap kelompok untuk mengerjakan tugas, memberikan pertanyaan, dan sebagainya.
2)      Guru mengajukan tugas, soal atau pertanyaan
Setelah kelompok terbentuk, guru mengajukan beberapa pertanyaan yang harus dijawab oleh tiap-tiap kelompok (untuk tiap kelompok sama tetapi untuk tiap siswa tidak sama sesuai dengan nomor siswa, tiap siswa dengan nomor sama mendapat tugas yang sama) kemudian bekerja kelompok. Pemberian tugas tersebut tentunya diarahkan agar dikerjakan siswa secara berkelompok sesuai kelompok yang telah dibentuk.
3)      Diskusi kelompok
Pada bagian ini tiap-tiap kelompok menyatukan kepalanya “Heads Together” berdiskusi memikirkan jawaban atas pertanyaan dari guru. Diskusi ini hendaknya guru selalu mengingatkan bahwa setiap anggota kelompok harus memahami apa yang sedang didiskusikan serta jawaban dari persoalan yang diberikan oleh guru. Adanya diskusi ini akan semakin membantu siswa yang sulit memahami materi pelajaran, dengan jalan dapat menanyakan langsung kepada teman tanpa merasa takut dan malu.
4)      Guru menyebut salah satu nomor
Langkah berikutnya adalah guru memanggil siswa yang memiliki nomor yang sama dari tiap-tiap kelompok. Mereka diberi kesempatan memberi jawaban atas pertanyaan yang telah diterimanya dari guru. Hal itu dilakukan terus hingga semua siswa dengan nomor yang sama dari masing-masing kelompok mendapat giliran memaparkan jawaban atas pertanyaan guru. Berdasarkan jawaban-jawaban itu guru dapat mengembangkan diskusi lebih mendalam, sehingga siswa dapat menemukan jawaban pertanyaan itu sebagai pengetahuan yang utuh.
Langkah-langkah pembelajaran numbered head together menurut Lie (2008:60) adalah:
a)        Siswa dibagi dalam kelompok. Setiap siswa dalam setiap kelompok mendapat nomor.
b)        Guru memberikan tugas dan masing-masing kelompok mengerjakannya.
c)        Kelompok memutuskan jawaban yang dianggap paling benar dan memastikan setiap anggota kelompok mengetahui jawaban ini.
d)       Guru memanggil salah satu nomor. Siswa dengan nomor yang dipanggil melaporkan hasil kerja sama mereka.
Pembelajaran kooperatif tipe NHT merupakan salah satu tipe pembelajaran kooperatif yang menekankan pada struktur khusus yang dirancang untuk mempengaruhi pola interaksi siswa dan memiliki tujuan untuk meningkatkan penguasaan  akademik. Tipe pembelajaran ini melibatkan para siswa dalam menelaah bahan yang tercakup dalam suatu pelajaran dan mengecek pemahaman mereka terhadap isi pelajaran tersebut (Trianto, 2010:82).

Senin, 10 September 2012

Doa calon istri untuk calon suami



Aku berdo'a untuk seorang pria yang akan menjadi bagian dari hidupku......
Seseorang yang memiliki hati yang bijak tidak hanya otak yang cerdas,
Seorang pria yang tidak hanya mencintaiku tapi juga menghormatiku,
Seorang pria yang tidak hanya memujaku tetapi juga dapat menasehatiku ketika aku berbuat salah,
Seseorang yang mencintaiku bukan karena kecantikanku tapi karena hatiku
Seorang pria yang dapat menjadi sahabat terbaikku dalam setiap waktu dan situasi,
Aku tidak meminta seseorang yang sempurna karena manusia tak ada yang sempurna, namun aku ingin dapat membuatnya sempurna di mataMu,
Seorang pria yang membutuhkan dukunganku sebagai peneguhnya,
Seorang pria yang membutuhkan doaku untuk kehidupannya,
Seseorang yang membutuhkan senyumku untuk mengatasi kesedihannya,
Seseorang yang membutuhkan diriku untuk membuat hidupnya menjadi sempurna,
Buatlah aku menjadi wanita yang dapat membuatnya bangga
Berikan aku hati yang sungguh mencintaiMu sehingga aku dapat mencintainya dengan sekedar cintaku
Berikanlah sifat yang lembut sehingga kecantikanku datang dariMu
Berikanlah aku tangan sehingga aku selalu mampu berdoa untuknya
Berikanlah aku lisan yang penuh dengan kata-kata bijaksana,
mampu memberikan semangat serta mendukungnya setiap saat dan tersenyum untuk dirinya setiap pagi.. :)




sumber:"Wanita Berjilbab & Pria Pengagum Wanita Berjilbab"




Rabu, 22 Februari 2012

PUISI WISUDA


Hari ini adalah hari yang bahagia untuk kita semua yang berada di ruangan ini
Kebahagiaan akan terasa lebih lengkap, apabila kita dikelilingi oleh orang-orang yang kita cintai
Berbicara tentang cinta, ada beberapa orang yang tentunya tidak diragukan lagi ketulusan cintanya
Dan tidak akan pernah melepaskan cinta mereka untuk kita, Yaitu.. keluarga terutama orang tua
Keberhasilan dan perjuangan yang kita capai hari ini.. tidak terlepas dari cinta, kasih sayang, dukungan serta  bimbingan dari orang tua
Bahagiaku surga mereka, dan deritaku pilu mereka (Karya Febby)
Aku berdiri mengenakan toga ini di sebuah jalan setapak yang gelap
Pandanganku tertuju  pada dua orang di kejauhan sana, dengan senyuman yang tak asing di mataku
Dua orang yang sangat aku hargai
Dua orang yang sangat aku hormati, aku cintai dan aku sayangi
Ya… mereka papa dan mamaku
Denga disertai senyuman aku berjalan menghampiri mereka
Seiring dengan langkah terlintas dibenakku atas apa yang telah mereka lakukan terhadap hidupku selama ini
Mama...yang telah mengandungku selama 9 bulan
Mama yang sudah memperjuangkan hidup dan matinya hingga aku dapat hadir di dunia ini
Mama juga yang telah merawatku dengan penuh kelembutan dan kasih sayang
Papa yang telah mendidikku, papa yang rela bekerja banting tulang…ikhlas mengeluarkan keringatnya agar aku dapat menikmati hidup…Detik demi detik, hari demi hari, bahkan tahun demi tahun
Apakah yang dapat ku lakukan untuk membalas mereka?
Sering aku tutup kuping gak mau dengerin nasihat mereka
Sering banget aku bohong kepada mereka untuk kepuasanku
Sering aku ngelawan jika mereka marah karena kenakalanku
Sering juga aku banting pintu dihadapan mereka jika mereka tidak mengabulkan permintaanku
Dan bahkan sering aku mengeluarkan kata-kata kasar yang gak pantas mereka dengar dari bibirku
Dasar crewet! Kuno! Kolot…

Tapi…….. apakah mereka memendam rasa dendam terhadapku?
TIDAK…TIDAK sama sekali
Mereka dapat  tulus memaafkan kehilafanku ..
Mereka tetap menyayangiku dalam setiap hembusan nafas mereka
Bahkan mereka tetap menyebut namaku dalam setiap doa-doa mereka hingga aku menjadi seperti sekarang ini
Ya Tuhan… betapa durhakanya aku..
Tak sadarkah aku bahwa mereka  orang yang sangat berarti dalam hidupku..
Langkah-langkahku terhenti dihadapan mereka
Dan kupandangi papa dan mamaku inci demi inci…
Badan yang dulu tegap, kekar, kini mulai membungkuk
Rambut yang dulu hitam kini mulai memutih
Dan kulit mereka yang dulu kencang kini mulai berkeriput
Kutatap mata mereka yang berbinar-binar dan mulai meneteskan air mata bahagia, air mata haru, air mata bangga melihatku memakai toga ini
Kucium tangan mereka, kupeluk mereka smbil berkata..
Papa.. mama..yang aku berikan hari ini tidak akan cukup membalas  semua yang telah papa dan mama berikan   kepadaku
Terimakasih pa, terimakasih ma.. aku sayang papa dan mama sampai akhir hayatku.