Menurut
Marsetio Donosepoetro yang dikutip oleh Trianto (2011: 137), pada hakikatnya
sains dibangun atas dasar produk ilmiah, proses ilmiah, dan sikap ilmiah.
Selain itu sains dipandang pula sebagai proses, sebagai produk, dan sebagai
prosedur. Sebagai proses diartikan semua kegiatan ilmiah untuk menyempurnakan
pengetahuan tentang alam maupun untuk menemukan pengetahuan baru. Sebagai
produk diartikan sebagai hasil proses, berupa pengetahuan yang diajarkan dalam
sekolah atau diluar sekolah ataupun bahan bacaan untuk penyebaran pengetahuan.
Sebagai prosedur dimaksudkan adalah metodologi atau cara yang dipakai untuk
mengetahui sesuatu (riset pada umumnya) yang lazim disebut metode ilmiah (scientific
method).
Secara
umum sains meliputi tiga bidang ilmu dasar, yaitu biologi, fisika dan kimia. Sains
merupakan ilmu yang lahir dan berkembang lewat langkah-langkah observasi,
perumusan masalah, penyusunan hipotesis, pengujian hipotesis melalui
eksperimen, penarikan kesimpulan, serta penemuan teori dan konsep. Dapat
dikatakan bahwa hakikat sains adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari
gejala-gejala melalui serangkaian proses yang dikenal dengan proses ilmiah yang
dibangun atas dasar sikap ilmiah dan hasilnya terwujud sebagai produk ilmiah
yang tersusun atas tiga komponen terpenting berupa konsep, prinsip, dan teori
yang berlaku secara universal (Trianto, 2011: 137-138).
Merujuk
pada hakikat sains di atas, maka nilai-nilai sains yang dapat ditanamkan dalam
pembelajaran sains antara lain sebagai berikut.
1)
Kecakapan bekerja dan berpikir secara teratur dan
sistematis menurut langkah-langkah metode ilmiah.
2)
Keterampilan dan kecakapan dalam mengadakan
pengamatan, mempergunakan alat-alat eksperimen untuk memecahkan masalah.
3)
Memiliki sikap ilmiah yang diperlukan dalam memecahkan
masalah baik dalam kaitannya dengan pelajaran sains maupun dalam kehidupan
(Trianto, 2011:141-142).
Proses
belajar mengajar sains lebih ditekankan pada pendekatan keterampilan proses,
hingga siswa dapat menemukan fakta-fakta, membangun konsep-konsep, teori-teori
dan sikap ilmiah siswa itu sendiri yang akhirnya dapat berpengaruh positif
terhadap kualitas proses pendidikan maupun produk pendidikan (Trianto,
2011:143).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar