Numbered Head
Together (NHT) atau penomoran
berpikir bersama adalah jenis pembelajaran kooperatif yang dirancang untuk
mempengaruhi pola interaksi siswa dan sebagai alternative terhadap struktur
kelas tradisional. Numbered Head
Together (NHT) pertama kali dikembangkan oleh Spencer Kagan (1993) untuk
melibatkan lebih banyak siswa dalam menelaah materi yang tercakup dalam suatu
pelajaran dan mengecek pemahaman mereka terhadap isi pelajaran tersebut
(Trianto, 2010:82).
Model
pembelajaran cooperative tipe Numbered Head
Together (NHT) ini memberikan kesempatan kepada siswa
untuk saling membagikan ide-ide dan mempertimbangkan jawaban yang paling tepat.
Selain itu, model pembelajaran ini juga mendorong siswa untuk meningkatkan semangat
kerja sama mereka, yang bisa digunakan dalam semua mata pelajaran dan untuk
semua tingkatan usia anak didik (Lie, 2008:59).
Penerapan tipe NHT (Numbered Head Together) pada umumnya
digunakan untuk melibatkan siswa dalam penguatan pemahaman pembelajaran atau
mengecek pemahaman siswa terhadap materi pembelajaran. Pelaksanaan pembelajaran
dengan menggunakan pembelajaran kooperatif
tipe numbered head together dilakukan dengan empat tahapan.
Keempat tahapan dalam NHT tersebut yaitu: (Lie, 2008:89-98).
1) Penomoran (Numbering)
Siswa
dikelompokkan menjadi kelompok-kelompok kecil yang terdiri dari 4 sampai 5
orang siswa atau sebaiknya jumlah kelompok mempertimbangkan jumlah konsep yang
dipelajari. Setiap anggota kelompok memiliki kemampuan akademik serta jenis
kelamin yang heterogen (satu berkemampuan tinggi, dua sedang, dan satu atau dua
rendah), jika memungkinkan maka anggota kelompok juga berasal dari ras, suku,
budaya agama yng berbeda. Selanjutnya, setiap anggota kelompok diberi nomor
1,2,3,4, dan 5. Nomor yang dimiliki oleh setiap anggota kelompok akan
mempermudah guru untuk menunjuk salah satu siswa dari setiap kelompok untuk
mengerjakan tugas, memberikan pertanyaan, dan sebagainya.
2) Guru mengajukan tugas, soal atau
pertanyaan
Setelah kelompok
terbentuk, guru mengajukan beberapa pertanyaan yang harus dijawab oleh tiap-tiap
kelompok (untuk tiap kelompok sama tetapi untuk tiap siswa tidak sama sesuai
dengan nomor siswa, tiap siswa dengan nomor sama mendapat tugas yang sama)
kemudian bekerja kelompok. Pemberian tugas tersebut tentunya diarahkan agar
dikerjakan siswa secara berkelompok sesuai kelompok yang telah dibentuk.
3) Diskusi kelompok
Pada bagian
ini tiap-tiap kelompok menyatukan kepalanya “Heads Together” berdiskusi memikirkan jawaban atas pertanyaan dari
guru. Diskusi ini hendaknya guru selalu mengingatkan bahwa setiap anggota
kelompok harus memahami apa yang sedang didiskusikan serta jawaban dari
persoalan yang diberikan oleh guru. Adanya diskusi ini akan semakin membantu
siswa yang sulit memahami materi pelajaran, dengan jalan dapat menanyakan
langsung kepada teman tanpa merasa takut dan malu.
4) Guru menyebut salah satu nomor
Langkah
berikutnya adalah guru memanggil siswa yang memiliki nomor yang sama dari
tiap-tiap kelompok. Mereka diberi kesempatan memberi jawaban atas pertanyaan
yang telah diterimanya dari guru. Hal itu dilakukan terus hingga semua siswa
dengan nomor yang sama dari masing-masing kelompok mendapat giliran memaparkan
jawaban atas pertanyaan guru. Berdasarkan jawaban-jawaban itu guru dapat
mengembangkan diskusi lebih mendalam, sehingga siswa dapat menemukan jawaban
pertanyaan itu sebagai pengetahuan yang utuh.
Langkah-langkah pembelajaran numbered head together menurut Lie (2008:60) adalah:
a)
Siswa dibagi dalam kelompok. Setiap siswa dalam setiap
kelompok mendapat nomor.
b)
Guru memberikan tugas dan masing-masing kelompok
mengerjakannya.
c)
Kelompok memutuskan jawaban yang dianggap paling benar
dan memastikan setiap anggota kelompok mengetahui jawaban ini.
d) Guru memanggil salah satu nomor. Siswa
dengan nomor yang dipanggil melaporkan hasil kerja sama mereka.
Pembelajaran kooperatif tipe NHT merupakan salah satu tipe
pembelajaran kooperatif yang menekankan pada struktur khusus yang dirancang
untuk mempengaruhi pola interaksi siswa dan memiliki tujuan untuk meningkatkan
penguasaan akademik. Tipe pembelajaran ini melibatkan para siswa dalam
menelaah bahan yang tercakup dalam suatu pelajaran dan mengecek pemahaman
mereka terhadap isi pelajaran tersebut (Trianto,
2010:82).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar